KEJI
BELING
Keji beling atau orang jawa menyebutnya dengan nama “sambang geteh”, sementara di tanah pasundan dikenal dengan sebutan “remek daging”, “reundeu beureum”, dan orang ternate menyebutnya dengan nama “lire”. Tumbuhan ini memiliki banyak mineral seperti kalium, kalsium, dan natrium serta unsure mineral lainnya. Disamping itu juga terdapat asam silikat, tannin, dan glikosida. Kegunaannya sebagai obat disentri, diare (mencret) dan obat batu ginjal serta dapat juga sebagai penurun kolesterol. Daun tanaman ini selain direbus untuk diminum airnya, juga dapat dimakan sebagai lalapan setiap hari dan dilakukan secara teratur. Daun keji beling juga kerap digunakan untuk mengatasi tubuh yang gatal kena ulat atau semut hitam, caranya dengan cara mengoleskan langsung daun keji beling pada bagian yang gatal tersebut. Untuk mengatasi diare (mencret), disentri, seluruh bagian dari tanaman ini direbus, selama lebih kurang setengah jam, kudian airnya diminum. Sama juga prosesnya untuk mengobati batu ginjal. Daun keji beling juga dapat mengatasi kencing manis dengan cara dimakan sebagai lalapan secara teratur setiap hari. Demikian pula untuk mengobai penyakit lever (sakit kuning), ambien (wasir) dan maag dengan cara dimakan secara teratur.
HANDEULEUM
HANDEULEUM (Graptopthyllum pictum [L.] Griff) Khasiat dan cara
pengobatan: Wasir: 10 g daun handeuleum segar dicuci bersih lalu direbus dalam
2 gelas air sampai air rebusan tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring dan
minum air rebusan pagi dan sore masing-masing ½ gelas. Memar: kulit batang
dibersihkan lalu ditumbuk halus kemudian dibalurkan dan dibalut dengan perban
pada daerah yang memar. Ganti 2 kali sehari. Sembelit: cuci 7 lembar daun lalu
rebus dengan 2 gelas air hingga 1 gelas. Setelah dingin, saring dan minum
sekaligus.
TEMPUYUNG
Tempuyung (Sonchus arvensis L) termasuk tanaman terna menahun
yang biasanya tumbuh di tempat-tempat yang ternaungi. Daunnya hijau licin
dengan sedikit ungu, tepinya berombak, dan bergigi tidak beraturan. Di dekat
pangkal batang, daun bergigi itu terpusar membentuk roset dan yang terletak di
sebelah atas memeluk batang berselang seling. Daun berombak memeluk batang
inilah yang berkhasiat menghancurkan batu ginjal. Di dalam daun tersebut
terkandung kalium berkadar cukup tinggi. Kehadiran kalium dari daun tempuyung
inilah yang membuat batu ginjal berupa kalsium karbonat tercerai berai, karena
kalium akan menyingkirkan kalsium untuk bergabung dengan senyawa karbonat,
oksalat, atau urat yang merupakan pembentuk batu ginjal. Endapan batu ginjal
itu akhirnya larut dan hanyut keluar bersama urine. Untuk menggunakannya
sebagai obat diperlukan lima lembar daun tempuyung segar. Setelah dicuci
bersih, daun diasapkan sebentar. Daun tersebut dimakan sekali habis sebagai
lalap bersama nasi. Dalam sehari kita bisa memakan lalap itu sebanyak tiga kali
BELUNTAS
Beluntas merupakan tanaman perdu tegak, berkayu, bercabang
banyak, dengan tinggi bisa mencapai dua meter. Daun tunggal, bulat bentuk
telur, ujung runcing, berbulu halus, daun muda berwarna hijau kekuningan dan
setelah tua berwarna hijau pucat serta panjang daun 3,8-6,4 cm. Tumbuh liar di
tanah dengan kelembaban tinggi; di beberapa tempat di wilayah Jawa Barat
tanaman ini digunakan sebagai tanaman pagar dan pembatas antar guludan di
perkebunan. Beberapa daerah di Indonesia menyebut nama beluntas dengan nama
yang berbeda seperti baluntas (Madura), Luntas (Jawa Tengah), dan Lamutasa
(Makasar). Secara tradisional daun beluntas digunakan sebagai obat untuk
menghilangkan bau badan, obat turun panas, obat batuk, dan obat diare. Daun
beluntas yang telah direbus sangat baik untuk mengobati sakit kulit. Disamping
itu daun beluntas juga sering dikonsumsi oleh masyarakat sebagai lalapan.
Adanya informasi secara tradisional dari masyarakat yang telah lama
memanfaatkan daun beluntas sebagai salah satu tanaman obat mendorong para
peneliti untuk mengadakan berbagai penelitian guna membuktikan khasiatnya
secara ilmiah. Pada tulisan ini akan dicoba pemaparan dua penelitian pemanfatan
daun beluntas dalam bentuk ekstrak sebagai komponen antibakteri dan minyak
atsiri sebagai zat antioksidan
BUNGA KENOP
Bunga Kenop ditanam di pekarangan dan di tanam sebagai tanaman
hias atau tumbuh liar di ladang yang cukup mendapat sinar matahari. Tumbuhan
yang berasal dari Amerika tropis ini dapat ditemukan pada ketinggian 1-1.300 m
dpl. Rasanya manis, sifatnya netral. Bunga kenop berkhasiat sebagai obat batuk,
obat sesak napas, peluruh dahak dan obat radang mata. Kandungan Kimianya yaitu
Gomphrenin I, Gomphrenin II, Gomphrenin III, Gomphrenin V, Gomphrenin VI dan
amarathin. KAndungan minyak asiri, flavon atau saponin mempunyai khasiat
sebagai peluruh dahak. Bagian yang digunakan adalah bunga atau seluruh herba
segar atau herba kering. Indikasi: o Bunga berkhasiat untuk pengobatan o Batuk
rejan (pertusus), o TB Paru disertai batuk darah, o Sesak napas (Asma
Bronkial), o Radang saluran napas akut dan menahun, o Radang mata, o Sakit
Kepala, o Panas dan kejang pada anak karena gangguan hati, mimpi buruk pada
anak, o Disentri, dan o tidak lancar buang air kecil
DAUN DEWA
Daun dewa tergolong tumbuhan semak yang subur pada ketinggian
0-1.000 meter di atas permukaan laut. Tinggi tumbuhan ini bisa mencapai 50 cm.
Daunnya tunggal bertangkai pendek berbentuk bundar telur berujung lancip. Kedua
permukaan daunnya berambut dengan warna putih. Warna permukaan daun di bagian
atas hijau tua, sedangkan di bawahnya berwarna hijau muda. Bunganya terletak di
bagian ujung batang, berwarna kuning berbentuk bonggol. Efek farmakologis daun
dewa adalah antikoagulan (koagulan=zat yang mempermudah dan mempercepat
pembekuan darah), mencairkan bekuan darah, stimulasi sirkulasi, menghentikan
perdarahan, menghilangkan panas, dan membersihkan racun. Daun dewa mengandung
zat saponin, minyak atsiri, flavonoid, dan tanin. Efek farmakologis didapatkan
dari seluruh tanaman. daun dewa juga bisa mengatasi kejang pada anak dan
beberapa jenis pendarahan. Untuk mengatasi luka terpukul, tak datang haid,
pendarahan pada wanita, pembengkakan payudara, batuk, dan muntah darah seluruh
tanaman daun dewa ditumbuk, atau direbus, lalu airnya diminum. Bila anak-anak
mengalami kejang beri minum air dari satu batang daun dewa. Bagian daunnya
dapat dimanfaatkan untuk mengatasi kutil dan tumor. Untuk kutil haluskan daun
dan ditempelkan pada bagian yang sakit dan biarkan hingga keesokkan harinya.
Untuk mengatasi tumor, silakan makan daun dewa sebagai lalap. Untuk kanker
buatlah ramuan dari 30 gram daun dewa segar, 20 gram temu putih, 30 gram
jombang yang direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, lalu disaring dan
airnya diminum.
Pule pandak
Pule pandak adalah tanaman bunga dari
famili Apocynaceae yang telah banyak digunakan dalam
industri obat.[2] Tanaman
ini tersebar di India,Myanmar, Thailand, dan
Indonesia (terutama Jawa).[3] Nama
ilmiahnya Rauvolfia serpentina dibuat untuk menghormati
seorang ahli botani berkebangsaan Inggris, Leonhard Rauwolf.
Perdu tegak ini tumbuh mencapai 1 m, batangnya silindris dengan
percabangan berarna coklat abu-abu yang mengeluarkan cairan jernih bila
dipatahkan. Tanaman ini kadang ditemukan di pekarangan rumah sebagai
tanaman hias, tetapi lebih sering tumbuh liar di ladang, hutan jati atau
tempat-tempat lain sampai ketinggian 1.000 m di atas permukaan laut.[2] Bunganya
bunga majemuk, dengan mahkota bunga putih atau daduberkumpul
berbentuk payung keluar
dari ketiak daun atau
ujung percanbangan.[2]
Manfaat
Nilai pule pandak sebagai tanaman obat terletak pada kandungan
alkaloidnya, keberadaan alkaloid ini
sangat tergantung pada lingkungan terutama faktor-faktor yang memengaruhi proses enzimatik antara
lain jenis tanah, unsur hara, curah
hujan, temperatur, dan cahaya.[3] Pule
pandak dapat menyembuhkan tekanan darah tinggi (hipertensi), sakit
kepala, vertigo, insonmnia,
radang empedu, epilepsi, bisul,
serta luka akibat gigitan ular ataukalajengking. [2]
Pacar cina
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Perubahan tertunda ditampilkan di halaman iniBelum Diperiksa
?Pacar cina
AglaiaOdorata2.jpg
Status konservasi
Status iucn2.3 NT.svg
Hampir Terancam (IUCN 2.3)
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Plantae
(tidak termasuk) Eudicots
(tidak termasuk) Rosids
Ordo: Sapindales
Famili: Meliaceae
Genus: Aglaia
Spesies: A. odorata
Nama binomial
Aglaia odorata
Lour.
Distribution.aglaia.odorata.png
Pacar cina, culan, pacar culan, kemuning cina, atau bhangear cina
adalah tanaman perdu dari famili Meliaceae dengan nama latin Aglaia odorata
Lour.[1] yang sering disamakan dengan kemuning (Muraya paniculata).[2] Tanaman
ini diperkirakan merupakan tanaman asli Asia Tenggara. [1]
Pemerian dan penyebaran[sunting | sunting sumber]
Tanaman ini dapat tumbuh setinggi 2m - 6m dengan banyak cabang,
sering ditanam di kebun dan pekarangan atau tumbuh liar di ladang-ladang yang
cukup mendapat sinar matahari.[2] Memiliki daun majemuk menyirip ganjil yang
tumbuh berseling panjang sekitar 13 cm dengan 3-9 helai anak daun bertangkai
pendek, permukaan licin mengkilap terutama pada daun muda.[2] Bunganya rapat,
panjang 5cm - 6 cm berwarna kuning dan berbau harum, sedangkan buahnya bulat
lonjong, merah, dengan 1-3 biji.[2] Tumbuhan ini tersebar di Cina, Vietnam,
Kamboja, Thailand, Maluku, India, Sri Langka, Malaysia, Sumatera, dan Jawa. [3]
Untuk memperbanyak, dapat digunakan cangkokan. [1]Pacar cina banyak tumbuh di
bawah 300m di atas permukaan laut, dan di Jawa tumbuhan ini berbunga sepanjang
tahun. [1]
Manfaat[sunting | sunting sumber]
Pacar cina berkhasiat menyembuhkan perut kembung, sukar menelan,
batuk, bisul dan mempercepat persalinan karena mengandung minyak atsiri,
alkaloid, serta garam-garam mineral.[2] Pacar cina juga terbukti dapat menekan
penyakit bengkak akar yang disebabkan oleh Meloidogyne spp. pada tanaman
tomat.[3] Bunga keringnya dapat digunakan sebagai bahan penambah aroma teh
hijau[1]
Jamblang
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Untuk kegunaan lain dari Duwet, lihat Duwet (disambiguasi).
Untuk kegunaan lain dari Jamblang, lihat Jamblang
(disambiguasi).
?Jamblang
Jamblang (Syzygium cumini)
Jamblang (Syzygium cumini)
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Myrtales
Famili: Myrtaceae
Genus: Syzygium
Spesies: S. cumini
Nama binomial
Syzygium cumini
(L.) Skeels.
Sinonim
Daftar sumber:[1][2][3]
Eugenia cumini (L.) Druce. (1914)
E. jambolana Lamk. (1789)
Myrtus cumini L. (1753)
Syzygium jambolana Miq.
S. jambolanum (Lamk) DC. (1828)
S. malaccense (L.) Merr. & Perry.
Jamblang (Syzygium cumini) atau disebut juga jambu keling dan
duwet adalah sejenis pohon buah dari suku jambu-jambuan (Myrtaceae). Tumbuhan
berbuah sepat masam ini dikenal pula dengan berbagai nama seperti jambee kleng
(Aceh), jambu kling, nunang[4] (Gayo), jambu koliong (Riau), jambu kalang
(Min.), jambulang, jambulan, jombulan, jumblang (aneka nama lokal di Sulut),
jambulan (Flores), jambula (Ternate), jamblang (Btw., Sd.). Juga jambu juwat, jiwat,
jiwat padi (Ind., juwet atau duwet (Jw.), juwet, jujutan (Bl.), dhuwak, dhalas
(Md.), duwe (Bima), Rappo - Rappo (Selayar) dan lain-lain.[5]
Dalam pelbagai bahasa asing buah ini dikenal sebagai jambulan,
jambulana (Malaysia), duhat (Filipina), jambul, jamun, atau Java plum (Ingg.),
dan lain-lain. Nama ilmiahnya adalah Syzygium cumini.
Manfaat
Buah jamblang biasa dimakan segar. Di India dan
Filipina, seperti juga kebiasaan di beberapa daerah di Indonesia, buah jamblang
yang masak dicampur dengan sedikit garam dan
kadang-kadang ditambahi gula, lalu
dikocok di dalam wadah tertutup (biasanya dua mangkuk ditangkupkan) sehingga
lunak dan berkurang sepatnya. Buah yang kaya vitamin A dan C ini juga dapat
dijadikan sari buah, jeli atau anggur. Di Filipina,
anggur jamblang diusahakan secara komersial. [6]
Kayunya dapat digunakan untuk bahan bangunan, meskipun tidak
istimewa dan agak mudah pecah. Kayu ini cukup kuat, tahan air dan
serangan serangga; sekalipun
agak sukar dikerjakan. Yang terlebih sering ialah digunakan sebagai kayu bakar. Kulit
kayunya menghasilkan zat penyamak (tanin) dan dimanfaatkan untuk mewarnai
(ubar) jala. Kepingan kecil pepagan ini juga kadang-kadang dibubuhkan untuk
menghambat keasaman tuak. Daunnya
kerap digunakan sebagai pakan ternak.
Jamblang bersifat sejuk, aromatik, dan bersifat astringen
kuat. Biji bisa
juga untuk mengobati strikhnina (strychnine), yaitu sejenis penawar
racun yang spesifik, dan mengobati pengobatan limpa.[1] Hasil
penelitian di India menunjukkan
bahwa buah jamblang berpotensi sebagai alat kontrasepsi untuk laki-laki.
Kemudian, hasil penelitian juga menunjukkan biji, daun, dan pepagan jamblang
dapat menurunkan diabetes, yang
dipertegas lagi dengan percobaan binatang yang menunjukkan tumbuhan ini
mencegah katarak akibat
diabetes.[1] Jamblang
mengandung minyak atsiri, jambosin, asam organik, triterpenoid, dan resin yang
mengandung asam elagat, dan tanin.
Praktisi Ayurwedamenunjukkan
bahwa daging buah menurunkan darah selama 30 menit, bijinya menurunkan
gula darah dalam waktu 24 jam, dan hasil
maksimum pencapaian efek hipoglikemik dalam waktu 10 hari.[1]
Beberapa bagian tumbuhan juga dipergunakan sebagai bahan obat,
tradisional maupun modern. Kulit batang, daun, buah dan bijinya acapkali
digunakan sebagai obat kencing
manis, murus (diare), dan
beberapa penyakit lain. Bahkan simplisia dari
kulit batang (dikenal sebagai Syzygii cortex) dan biji jamblang
(disebut Syzygii semen) dahulu dianjurkan sebagai sediaan apotek yang
tidak wajib. Di samping tanin, bahan aktif yang dikandungnya antara lain adalah
glukosida yambolin (jamboline). [5] [9] Oleh
pengobat tradisional di Amerika
Selatan, jamblang bersama ceremai
belanda untuk mengurangi kerusakan jantung dan hati penderita kanker yang
mendapat kemoterapi doxorubicin (doksorubisin).[1] Jamblang
dan Eugenia
caryophyllata mengandung senyawa yang dapat mengaktifkan
enzim S-transferase di hati. Pada percobaan, enzim tersebut dapat menurunkan
kejadian kanker lambung hingga
80%. Sebagian wilayah di Asia
Tenggara menggunakan akar jamblang untuk mengobati epilepsi.[1] Di Dataran Tinggi Gayo, jamblang
yang sering disebut nunang digunakan untuk mengobati mencret.[4]
Pohon jamblang juga sering ditanam sebagai pohon peneduh di
pekarangan dan perkebunan (misalnya untuk meneduhi tanaman kopi), atau
sebagai penahan angin (wind break). Bunga-bunganya baik sebagai
pakan lebah madu.